Jumat, 05 Oktober 2012

sighs


tiba-tiba saya ingin mengeluh,
dengan cara yang bijaksana tanpa melibatkan orang lain,
termasuk orang tua dan mas saya, mereka bertiga sudah terlalu banyak saya repotkan dewasa ini.
entahlah, enggan saja rasanya bercerita ke manusia-manusia.
dan,
semoga tidak ada orang iseng yang diam-diam rajin membaca blog ini.


saya tak mau menjadi manusia yang mudah mengeluh,
selalu mencoba untuk nampak biasa saja.
meski sebenarnya saya cukup mengkhawatirkan masa depan saya.

sejak tanggal 15 mei, saya resmi menjadi seorang sarjana, meski baru dikukuhkan pada saat wisuda tanggal 7 juli..
dan semenjak itu, hidup saya hanya diisi kegiatan-kegiatan absurd yang 25% menyenangkan serta 75% membosankan.

mulai dari ikut jadi panitia acara olahraga sampai kursus bahasa aneh pun saya lakukan.
atas nama mengisi waktu luang.
akhir-akhir ini bahkan tiap sore saya menjadi seorang volunteer di sebuah lembaga.
selebihnya? i've been almost-totally doing nothing for months..

mengenaskan? sangat.

entah berapa job fair yang saya datangi.
beberapa tes kerja saya jalani.
hasilnya? 
barangkali belum rizki.

sejujurnya saya bukan gadis yang pintar, meski saya ber-IPK cum laude dan masuk dalam jajaran 10 wisudawan terbaik,
oleh karenanya saya selalu berusaha untuk terus belajar.
melawan rasa malas dan kebodohan yang selalu bergelayutan di pikiran.

beberapa kawan bilang, "kamu beruntung".
iya kah?
tidak sama sekali menurut saya.
hanya beruntung dalam hal nilai dulu saat kuliah, mungkin.
itu pun sangat beralasan, karena teman-teman dekat saya adalah tipikan anak-anak rajin.
meitta misalnya,
saya lebih senang mendengarkan dosen berbicara ketimbang mencatat,
buku catatan saya lebih sering berisi hal-hal random.
akhirnya, setiap menjelang ujian, saya pasti main ke kost meitta dan mem-fotokopi catatan dan print-out slides dosen kemudian mempelajarinya dalam waktu singkat, saat ujian saya masih sanggup mengingat apa yang saya pelajari, tapi esoknya? jangan tanya! saya pasti sudah lupa.

saya pun sempat beruntung, meski kesempatan beruntung ini dulu hanya diketahi orang-orang terdekat saya saja.
pak suherman rosyidi, bapak dosen pembimbing skripsi saya adalah salah satu orang yang sangat menginspirasi saya untuk bisa sekolah di luar negeri seperti beliau dulu.
maka, saat ada kesempatan, saya pun mencoba untuk apply beasiswa.
setelah melakukan serangkaian proses memenuhi syarat yang sangat merepotkan, penuh perjuangan dan ribet dan melakukannya diam-diam,
akhirnya saya dinyatakan memperoleh beasiswa di jurusan international banking and finance di sebuah universitas di taipei - taiwan.

seneng sekali saat itu rasanya,
hingga kemudian,
ibu saya melarang saya untuk berangkat.
tak tega, katanya,
dengan air mata.
kemungkinan saya membantah orang tua adalah 0,00001%.
saya benar-benar hanya bisa menangis saat itu.
mengingat repotnya proses apply,
membayangkan akhirnya salah satu cita-cita nyaris-menjadi-nyata.

ah,
tak apa. toh air mata hanya bertahan beberapa hari saja.
cinta ibu?
bertahan selamanya.


bukankah ridho Allah adalah ridhonya kedua orang tua?
tak akan pernah ada saya, jika mereka tak ada.
terlalu tinggi jasa dan cinta mereka jika harus disandingkan dengan keinginan pribadi saya.
terlalu besar arti mereka dalam masa lalu, masa sekarang dan masa depan,
dibandingkan sekedar harapa belajar.

maka, saya pun menolak beasiswa itu.
sebagai rasa bakti saya kepada ibu.
dan semoga saya selalu bisa mencintainya, melebihi cinta pada apa yang ada di bawah 'telapak kakinya'
: surga.


semoga saya masih memiliki masa untuk membuatnya tersenyum bahagia.
meski kadang saya suka bawel dan manja.
meski sering saya merepotkannya.
tapi Allah tahu,
sedalam apa rasa cinta saya untuknya.
sekeras apa saya mencoba untuk berbakti padanya,
setinggi apa urutannya dalam doa-doa.

sejak saat itu,
saya sudah membuang jauh-jauh mimpi menimba ilmu di luar negeri.
saya sudah berhenti menjadi scholarship hunter.
saya resmi berhenti bermimpi.
sedih?
sangat.
sangat sedih.
tapi restu orang tua adalah hal utama.
meski kadang terselip sedikit doa yang masih saja berani terucap lirih,
"Allah.. semoga nanti ada laki-laki baik yang bisa membawaku untuk sekedar menengok seperti apa dunia di luar Indonesia".


saya percaya,
sangat percaya bahkan,
bahwa Allah, Tuhan saya,
selalu punya rencana yang baik
tapi mungkin saya belum bisa menemukannya.

saya yakin,
meski sejujurnya terkadang ragu hadir,
nanti akan ada hal lain yang bisa membuat saya 'bahagia'
entah dengan cara yang bagaimana,
barangkali sudut pandang saya sebagai hamba
dengan sudut pandang Allah sebagai Pemegang Kuasa, 
berbeda.

plan a, plan b, plan c,
sudah saya susun.
gagal,
gagal,
dan hampir gagal.

Allah menciptakan manusia, sekaligus menciptakan rizki untuknya.
pun untuk saya.
tak lelah setiap pagi saya berdoa

.....Allahumma in kana rizki fi sama'i wa anzilhu.......


saya sempat lelah mencari kerja dan minta orang tua untuk membiayai saya S2 saja.
ternyata kakak saya melarang, dengan alasan ini itu.
yah,
beginilah anak bungsu.
sudah 22 tahun tapi masih saja dianggap kekanak-kanakan dan belum diberi wewenang mengambil keputusan.

akhirnya,
saat teman-teman saya mulai meniti karir,
saya masih berusaha memperdalam dzikir.
semoga Allah memberi yang terbaik.
untuk saya,
untuk ibu dan ayah,
untuk mas dan istrinya,
untuk nenek saya juga :)

Rabbana atina fi dunya hasanah, wa fi akhirati hasanah, wa qina adzab naar.


Ayah dan Ibu di depan gedung rektorat sebelum masuk wisuda








Ayooo semangat cari kerja...
Laalaalaa..... :))


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

...aku

Foto saya
Gresik, Jawa Timur, Indonesia
ex-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga