Sabtu, 27 Oktober 2012

Moved On

Mengenai berpindah.

Perpindahan terjadi seiring dengan segala macam yang berubah.

Semua hal, pada akhirnya akan berpindah.

Sederhana hakikatnya, seperti manusia yang di ujung perjalannya harus berpindah menuju tempat yang lebih indah.

Pun saya.






Ingat sekali rasanya, dulu, tepat tanggal 16 agustus tahun 2008 saya pindah ke rumah itu. Sebuah rumah tingkat dua milik keluarga Bapak Djoko Sardjono di Jalan Gubeng Airlangga VI No.14 Surabaya.

Hingga empat tahun kemudian,
tepat di akhir bulan september 2012, saya memutuskan untuk pindah.

Empat tahun bukan masa yang singkat, kawan.

Banyak kenangan yang pernah ada di sana.

Tertawa bersama.

Menangis terisak sendirian tengah malam.

Peluk akrab persahabatan.

Makian kekesalan gara-gara masalah jemuran.

Rebutan acara televisi.

Keroyokan makanan.

Nggosipin si ini si itu.

Membicarakan masa depan.

Mencandai masa silam.


....


Perjuangan empat tahun tinggal di kota pahlawan,
sendirian,
dan menemukan rumah kedua beserta keluarga kedua itu salah satu adegan drama kehidupan yang menyenangkan.
Sungguh.

Bagaimana rumah itu beserta isinya pernah memberi pelajaran-pelajaran penting tentang kehidupan yang kini akhirnya saya tinggalkan.

Termasuk kamar kecil yang jendelanya menghadap timur dan ketika saya lagi males bangun lagi seusai sholat subuh, sinar matahari pagi akhirnya memaksa saya untuk membuka mata karna silaunya.

Ketika pindah, saya masih meninggalkan tempelan-tempelan kalimat absurd di tembok sebelah selatan.
Meninggalkan kalender di balik pintu yang penuh coret-coretan tentang aktivitas keseharian.
Bahkan ketika saya main ke sana beberapa hari yang lalu, masih belum ada penghuni baru. Hanya sprei yang berubah, bantal yang hilang. Karena milik saya, saya bawa pindah.
Kalimat-kalimat penyemangat itu masih tertempel rapi. Di sebelah jendela, mulanya ada tempelan foto saya dan teman-teman.

(biasanya di atas meja itu banyak barang-barang saya)


Dan jika diperhatikan dengan lebih seksama, di tembok sebelah selatan ujung tempat tidur, ada coretan-coretan dengan pensil.

......

Ketika akhirnya pindah, saya tahu: saya akan merindukan kamar ini.

.......

Saya pada akhirnya harus berpindah, demi mencari bagian-bagian hidup lainnya yang entah tersembunyi di mana.

Semoga perpindahan ini membawa berkah.
Semoga berpindah ke yang lebih baik, ya.


.......

Akhirnya semua orang tentunya menyadari,
bahwa hidup ini tak ubahnya air.
Biarkan ia mengalir.
Menemukan muaranya yang terindah.
Begitu saja.


P.S.:
akan merindukan kalian semua di masa depan, semua yang pernah tinggal serumah, khususnya:
Fafa - partner talking to the moon.
Lucia - teman pecinta sastra.
Mala - guru hijabers.
Fitria - teladan mahasiswi rajin.

:*



(tivi hasil patungan gegara tivi yang lama rusak)

(aku diantara fitia dan fafa)

(semacam farewell-hangout)

*malam terakhir saya, pulang dari Indomaret foto depan rumah, kameranya di tong sampah tetangga :D

(sebagian teman se-rumah @ jonas)

(view dari tempat jemuran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

...aku

Foto saya
Gresik, Jawa Timur, Indonesia
ex-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga