Kamis, 19 Juli 2012

Reminiscing that Farewell Vacation



Tiba-tiba mengingat liburan ke Kota Batu, dulu.
Bareng dua kawan kuliah saya: Meitta dan Nyanya.
Tiba-tiba kangen merekaa :*
Biasanya aku manggil Nyanya "Anyong" dia manggil aku "Ucong", kalo manggil Meitta "Metong" dan dia manggil "Sucong". Konyolnya, kami biasa manggil kami "Bencong-Gentong-Monyong". Candaan absurd. Suwer! 

Aslinya aku merasa agak malas menuliskannya, tapi sepertinya demi memperbaiki kemampuan menulisku yang payah, akhirnya aku memulai untuk menuliskannya. Asal aja nulis, toh ini blog rahasia. Hahaha :D


Kira-kira sabtu pagi jam 8, aku berangkat menjemput Nyanya ke rumahnya di GKB (Gresik Kota Baru) lalu menuju rumah Meitta di jalan Taman Brantas.

Ceritanya, liburan kali ini menebeng keluarganya Meitta sekaligus merayakan kelulusan dan wisudanya beberapa hari sebelumnya. Ya, Meitta dan Nyanya adalah sahabatku di bangku kuliah tapi karena mereka hebat, jadi mereka jadi sarjana duluan beberapa bulan yang lalu, sedangkan aku, baru 7 juli kemarin. He he he he *ketawa miris*

Sekitar jam 10 baru berangkat menuju Kota Batu via tol gresik-surabaya-malang melewati jalur baru daerah lumpur lapindo.

Di daerah pasuruan, setelah melewati Taman Safari daerah Prigen tiba-tiba ada mobil honda jazz hitam yang memepet mobil papanya Meitta. Salah satu penumpangnya membuka jendela dan memberi kode dengan memutar-mutar tangannya.
Karena bingung akhirnya mobil dihentikan dan semua penumpang: aku, Nyanya, Meitta dan papa mamanya turun. Ternyata ban kiri belakang bocor. Alhamdulillahnya ternyata kami berada tepat di depan tukang tambal ban tubeless. 
Sambil makan duku dan manggis sekeresek besar yang dibawa mamanya Meitta, kami menanti. Beberapa saat kemudian selesai.

Melewati Malang, salah satu kota favorit sejak kecil karena adem..
Sayangnya kami lewat malang pinggiran dan langsung mengarah ke Batu. Sesampainya di Jawa Timur Park 2 (tujuan pertama) kami bertiga diturunkan sedangkan papa mamanya Meitta pulang ke rumah singgah mereka di daerah kota Batu juga.

Sudah sekitar jam 1 siang dan mendung saat kami sampai.

Disambut patung gajah jumbo dan bangunan putih tinggi dengan tiang-tiang besar. Ada bianglala juga yang sempat bikin mupeng untuk menaikinya sayangnya gagal.

Tiket masuknya pas weekend IDR 75.000 yang merupakan freepass masuk dua lokasi: Museum Satwa dan Batu Secret Zoo.

Pertama kali memasuki Museum Satwa, kami disambut fossil dinaosaurus yang besar banget. Nampaknya sih imitasi.


Selanjutnya, museum ini berisis kotak-kotak diorama hewan-hewan mati yang diawetkan. Setiap kotak berisi hewan dengan latar habitat aslinya dan sedikit informasi mengenai hewan tersebut.
(Ini hewan asli yang mati)

Macam hewan-hewannya banyak sekali yang dikelompokkan per-jenis. Misal, awalnya jenis kucing-kucingan, lalu memasuki daerah monyet-monyet, insekta bahkan burung dan ikan-ikan juga ada.
Ribuan koleksi kupu-kupu dan serangga bahkan kecoak sempat membuat saya dan teman-teman mikir “mereka dapat ini semua dari mana ya?”. Serius, lengkap banget hewannya. Apapun ada! Sayangnya sudah mati. Dengan konten yang seperti itu, wajar kalo pas itu banyak rombongan anak-anak sekolah yang berlibur ke sana.

Oia, toilet dan musholla nya bersih, kok.
Ini ruang tunggu Musholla


Karena museum tersebut indoor, jadi kami nggak sadar kalo ternyata di luar hujan deres.
Sialnya, Cuma Nyanya yang bawa payung.
Hasilnya? Kami dempet-dempetan bertiga dalam satu payung! Jelas aja masih tetep kehujanan lha kami malah sibuk menertawai diri sendiri dengan kekonyolan itu. Masalahnya kalo nunggu hujan reda, sampai kapan?

Selanjutnya, kami ke Batu Secret Zoo.

Hujan dan payungan bertiga bikin nggak nyaman.
Belum lagi si Nyanya yang hobi banget kabur dari koalisi dan berhujan-hujan gara-gara gak tahan desak-desakan padahal itu payungnya dia.

Masuk pertama, kami disambut tikus-tikus besar.
Ya! T.I.KU.S  B.E.S.A.R
Menjijikkan.

Lalu ada deretan kandang monyet beraneka ragam.
Kelelawar juga ada.

Bahkan kanguru si hewan asli Australia juga ada looh. Jadi nggak perlu jauh-jauh ke benua australia kalo mau melihatnya. Tapi sayangnya nggak ada si imut Koala, jadi nampkanya saya akan tetap berangkat ke Australia suatu hari nanti. *kumat ngayal*

Burung-burung beraneka ragam dengan bentuk dan nama yang aneh-aneh juga ada di sana. Tenang, ada keterangan dan informasinya kok. Dan terpenting, kebun binatang ini bersiih dan rapih nggak kayak kebun Binatang Surabaya yang kotor, jorok dan bau itu. Ya, seandainya saja ada Surabaya Secret Zoo, nampaknya anak-anak Surabaya akan lebih bahagia.

Oia, ada juga loh kura-kura tua. Badan dan cangkangnya gedhe banget, bo’

Pernah denger Black Swan? Dengan bodohnya selam ini aku kira balck swan cuma nama film yang dibintangi mbak Natalie portman ternyata ada beneran loh si angsa hitam itu. He he he.

Ada berang-berang lucu seperti yang diceritakan Tere Liye di novelnya Bidadari-Bidadari Surga (salah satu novel Tere Liye yang tak suka).
Dan masih banyaak lagi hewan-hewan standar dan aneh lainnya.

FYI, kebun binatang ini luas banget dan outdoor. Namun ada suatu tempat duduk-duduk dengan beberapa gerai penjual makanan di sana. Saya dan teman-teman sempat makan pisang goreng yang gedhe banget, kirain pisangnya yang gedehe, ternyata tepungnya doang yang banyak –.—“

Dari tempat makan itu, kami bisa melihat buaya yang sangat besar dengan efek-efek asap yang mengepul-ngepul sok mendramatisir padahal buayanya nggak mau gerak. Semacam akting mati.

Suka lihat Madagaskar? Si raja yang menyebalkan juga ada! Dia nyata! Sayang nggak ngomong dia-nya.
BSZ ini semcam versi hidupnya Museum satwa. Jadi, sebagian hewan yang diawetkan di MS ada berwujud hidup di BSZ. Termasuk aneka ikan-ikan yang cantik dan bikin pengen go diving. Hrrrr...

Kejadian mengejutkan, pas kami bertiga lewat di kandang jaguar. Kami agak mendekat ke hewan hitam yang nyeremin itu saat tiba-tiba dia mengaum-ngaum kenceng banget. Otomatis secara refleks kami bertiga berlari. Eh, malah diketawain beberapa orang yang ada disitu. Analisis sotoyku, si jaguar stres karena dipisahkan dari pasangannya yang duduk manis di kandang sebelah. Ada juga loh bapa-bapak nekat yang nyentuh2 harimau meski terpisah teralis tapi kan tetep aja itu bahaya.

Rute selanjutnya adalah Savannah. Kami berjalan di lorong kaca dan hewan-hewannya berkeliaran di kandang besar yang di setting mirip savannah. Ada zebra, dkk.
Di tengah-tengah lorong savannah ada beberapa komputer touch screen yang berisi kuis-kuis mengenai hewan. (info gak penting)

Jangan khawatir bosan karena hanya melihat hewan, hewan dan hewan melulu.

Ada juga kok wahana-wahana permainan, namanya: Fantasay Land, It’s Free.
Permainannya standard sih. Menurutku lebih seru jatim park 1 bahkan wisata bahari lamongan.
Ini lebih banyak mainan anak-anak.

Ada “Tsunami”, semacam Halilintar kalo di Jatim Park 1 tapi ini Cuma diangkat diturunin gitu doang. Standard. Ada juga wahana semacam mouse coaster di WBL namun lintasannya jauh lebih pendek, menurutku. Ada juga mainan semacam mangkuk-mangkuk yang diputer lama sampe bikin kami bertiga gak bisa berhenti ketawa saking konyolnya!

Aslinya ada rumah hantu, sayangnya dua teman saya ogah mencoba. Malah masuk wahana “Jelajah Benua” yang isinya boneka-boneka gak jelas dengan pakaian adat dari berbagai benua. Semacam wahana si Bolang di Trans Studio & Istana Boneka kalo di Dufan.
 Konyolnya, Nyanya takut sama boneka-boneka yang menurutnya serem itu.
Gini serem, nyong?


Matahari mulai menghilang.



Ada suara pengumuman dari petugas bahwa 15 menit lagi Jatim Park 2 akan ditutup. Siaal. Aku belum naik bianglala..

Yasudah.. Capek, akhirnya kami duduk-duduk di luar.

Aslinya ada hotel di situ, bentuknya kayak pohon. Lucu. Entah harganya.

Kami pun jalan kaki ke jalan raya dan mencari bapak-bapak ojek. Karena sudah malam, jadi tidak ada angkot. Satu-satunya cara menuju ke tujuan selanjutnya hanyalah Ojek. Setelah tawar menawar, tercapai harga RP 5.000 per orang/ motor. Nyanya dan Meitta sudah berangkat. Eh, bapak ojekku lewat jalan yang berbeda. Setelah tak perhatikan, bapak ojek dua orang temanku yang salah. Mereka menerobos jalan searah.
Pake acara macet pula, padahal Batu Night Spectacular aslinya deket. Mereka berdua menunggu agak lama. Aku datang cengar-cengir. Tenang aja, temaan. Gak ada untungnya juga kalo si bapak ojek nyulik aku.

Tiket masuk BNS Rp 15.000, relatif lebih murah karena di dalamnya setiap wahana harus bayar lagi.
Sama aja.

Meitta & Nyanya

Crowded!


Tanggal 10 maret aslinya aku dari sana sama masku dan beberapa kerabat, eh belum genap sebulan, tanggal 7 april ke sana lagi.

Di dalam BNS rame parah. Kalo istilanya Nyanya: “koyok dawet”.

Ada banyak wahana, tapi kami hanya memasukinya sebagian. 
Ada sepeda gila, semacam sepeda yang diputar 360 derajat. 
Bombom car. 
Ice skating without ice. Konyol sangat, jadi icenya pake lilin. Bayarnya 25.000, jelas aja kita ogah. 
Ada juga kursi  terbang. 
Sepeda udara yang muter-muter di lintasan di atas BNS. 
Ada juga semacam kora-kora. Perahu besar yang digoyang-goyang. 
Ada Rumah hantu. 
Berburu hantu. 
Karena Nyanya takut, akhirnya cuma aku dan Meitta yang ke wahana berburu hantu. Jadi, kita naik kereta, terus muter-muter nyari hantu. Hrrrrrrrr... Hantunya konyol. Aslinya aku phobia hantu tapi entah kenapa, di situ hawanya kurang serem. Aku bahkan merekam perjalanan berburu hantu pake kameranya si Nyanya biar dia tahu keadaan di dalam. *misi mulia*


Ada sinema 4D. 
Heran dengan istilah sinema 4D? Biasanya kan 3D yang nambah kacamata itu, lha yang bikin nambah 1D adalah kursinya yang ikut digoyang-goyang. Seru sih.
Meitta and Me B-)


Ada juga Rumah kaca dan lampion garden. Kalo lampion garden, isinya ya lampion banyak banget dengan berbagai bentuk. Banyak orang foto-foto. Dan karena kami bertiga tiap foto pake tripod biar kena semua jadi tidak jarang pas timernya udah mau njepret eh tiba-tiba ada orang lewat. Krik krik krik..




Rekaman di otakku lancar banget muternya, padahal baru tiga kali ke sana. Pertama kali sama sahabat-sahabat SMA, Desy dan Aila bulan juli 2009. Hampir tiga tahun yang lalu.

Kalo kelaparan di BNS tak usah khawatir. Ada foodcourt gedhe, bahkan di waktu-waktu tertentu juga ada hiburan. Pas kemarin ada modern dance gitu. Beli makan di foodcourt ini nggak pake uang cash tapi pake kartu. Kartu isi ulang yang beli di kasir.



Sudah jam 10 malam, Meitta telfon papanya minta dijemput.

Sampai di rumahnya Meitta, aku dan Nyanya kebagian kamar atas. Meitta di kamar bawah, bersebelahan dengan kamar orang tuanya.

Kota Batu ya, wajar banget, airnya dingiiin.

Eh ternyata air PDAM nya mati, sisa air hanya cukup buat wudhu. Jadi, pas besok paginya kami jalan-jalan ke Songgoriti dan sampai siangnya balik ke Gresik pun nggak ada yang mandi. Huehehehehe :D

Makasih ya Meitta dan mama papanya yang sudah ngajakin aku dan Nyanya jalan-jalan ^^

Akan selalu mengingat jalan-jalan, tawa dan keceriaan hari itu :)
Kalian berdua yang sekarang sudah mulai meniti karir dan aku yang masih kelimpungan sana-sini mencari pintu rejeki:
Jalan kita memang berbeda,
Tapi kita pernah menapakinya bersama.
Semoga nanti, hari depan bahagia menanti kita semua. 
Amin Ya Rab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

...aku

Foto saya
Gresik, Jawa Timur, Indonesia
ex-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga