Tiba-tiba mengingat liburan ke Kota Batu, dulu.
Tiba-tiba kangen merekaa :*
Biasanya aku manggil Nyanya "Anyong" dia manggil aku "Ucong", kalo manggil Meitta "Metong" dan dia manggil "Sucong". Konyolnya, kami biasa manggil kami "Bencong-Gentong-Monyong". Candaan absurd. Suwer!
Aslinya aku merasa agak malas menuliskannya, tapi sepertinya
demi memperbaiki kemampuan menulisku yang payah, akhirnya aku memulai untuk
menuliskannya. Asal aja nulis, toh ini blog rahasia. Hahaha :D
Kira-kira sabtu pagi jam 8, aku berangkat menjemput Nyanya
ke rumahnya di GKB (Gresik Kota Baru) lalu menuju rumah Meitta di jalan Taman
Brantas.
Ceritanya, liburan kali ini menebeng keluarganya Meitta sekaligus
merayakan kelulusan dan wisudanya beberapa hari sebelumnya. Ya, Meitta dan
Nyanya adalah sahabatku di bangku kuliah tapi karena mereka hebat, jadi mereka
jadi sarjana duluan beberapa bulan yang lalu, sedangkan aku, baru 7 juli kemarin. He he he he *ketawa miris*
Sekitar jam 10 baru berangkat menuju Kota Batu via tol
gresik-surabaya-malang melewati jalur baru daerah lumpur lapindo.
Di daerah pasuruan, setelah melewati Taman Safari daerah
Prigen tiba-tiba ada mobil honda jazz hitam yang memepet mobil papanya Meitta.
Salah satu penumpangnya membuka jendela dan memberi kode dengan memutar-mutar
tangannya.
Karena bingung akhirnya mobil dihentikan dan semua
penumpang: aku, Nyanya, Meitta dan papa mamanya turun. Ternyata ban kiri
belakang bocor. Alhamdulillahnya ternyata kami berada tepat di depan tukang
tambal ban tubeless.
Sambil makan duku dan manggis sekeresek besar yang dibawa
mamanya Meitta, kami menanti. Beberapa saat kemudian selesai.
Melewati Malang, salah satu kota favorit sejak kecil karena
adem..
Sayangnya kami lewat
malang pinggiran dan langsung mengarah ke Batu. Sesampainya di Jawa Timur Park
2 (tujuan pertama) kami bertiga diturunkan sedangkan papa mamanya Meitta pulang
ke rumah singgah mereka di daerah kota Batu juga.
Sudah sekitar jam 1 siang dan mendung saat kami sampai.
Disambut patung gajah jumbo dan bangunan putih tinggi dengan
tiang-tiang besar. Ada bianglala juga yang sempat bikin mupeng untuk menaikinya
sayangnya gagal.
Tiket masuknya pas weekend IDR 75.000 yang merupakan
freepass masuk dua lokasi: Museum Satwa dan Batu Secret Zoo.
Pertama kali memasuki Museum Satwa, kami disambut fossil
dinaosaurus yang besar banget. Nampaknya sih imitasi.
Selanjutnya, museum ini berisis kotak-kotak diorama
hewan-hewan mati yang diawetkan. Setiap kotak berisi hewan dengan latar habitat
aslinya dan sedikit informasi mengenai hewan tersebut.
(Ini hewan asli yang mati) |
Macam hewan-hewannya banyak sekali yang dikelompokkan
per-jenis. Misal, awalnya jenis kucing-kucingan, lalu memasuki daerah
monyet-monyet, insekta bahkan burung dan ikan-ikan juga ada.
Ribuan koleksi kupu-kupu dan serangga bahkan kecoak sempat
membuat saya dan teman-teman mikir “mereka dapat ini semua dari mana ya?”.
Serius, lengkap banget hewannya. Apapun ada! Sayangnya sudah mati. Dengan
konten yang seperti itu, wajar kalo pas itu banyak rombongan anak-anak sekolah
yang berlibur ke sana.
Oia, toilet dan musholla nya bersih, kok.
Ini ruang tunggu Musholla |
Karena museum tersebut indoor, jadi kami nggak sadar kalo
ternyata di luar hujan deres.
Sialnya, Cuma Nyanya yang bawa payung.
Hasilnya? Kami dempet-dempetan bertiga dalam satu payung!
Jelas aja masih tetep kehujanan lha kami malah sibuk menertawai diri sendiri
dengan kekonyolan itu. Masalahnya kalo nunggu hujan reda, sampai kapan?
Selanjutnya, kami ke Batu Secret Zoo.
Hujan dan payungan bertiga bikin nggak nyaman.
Belum lagi si Nyanya yang hobi banget kabur dari koalisi dan
berhujan-hujan gara-gara gak tahan desak-desakan padahal itu payungnya dia.
Masuk pertama, kami disambut tikus-tikus besar.
Ya! T.I.KU.S
B.E.S.A.R
Menjijikkan.
Lalu ada deretan kandang monyet beraneka ragam.
Kelelawar juga ada.
Bahkan kanguru si hewan asli Australia juga ada looh. Jadi
nggak perlu jauh-jauh ke benua australia kalo mau melihatnya. Tapi sayangnya
nggak ada si imut Koala, jadi nampkanya saya akan tetap berangkat ke Australia
suatu hari nanti. *kumat ngayal*
Burung-burung beraneka ragam dengan bentuk dan nama yang
aneh-aneh juga ada di sana. Tenang, ada keterangan dan informasinya kok. Dan
terpenting, kebun binatang ini bersiih dan rapih nggak kayak kebun Binatang
Surabaya yang kotor, jorok dan bau itu. Ya, seandainya saja ada Surabaya Secret
Zoo, nampaknya anak-anak Surabaya akan lebih bahagia.
Oia, ada juga loh kura-kura tua. Badan dan cangkangnya gedhe
banget, bo’
Pernah denger Black Swan? Dengan bodohnya selam ini aku kira
balck swan cuma nama film yang dibintangi mbak Natalie portman ternyata ada
beneran loh si angsa hitam itu. He he he.
Ada berang-berang lucu seperti yang diceritakan Tere Liye di
novelnya Bidadari-Bidadari Surga (salah satu novel Tere Liye yang tak suka).
Dan masih banyaak lagi hewan-hewan standar dan aneh lainnya.
FYI, kebun binatang ini luas banget dan outdoor. Namun ada
suatu tempat duduk-duduk dengan beberapa gerai penjual makanan di sana. Saya
dan teman-teman sempat makan pisang goreng yang gedhe banget, kirain pisangnya
yang gedehe, ternyata tepungnya doang yang banyak –.—“
Dari tempat makan itu, kami bisa melihat buaya yang sangat
besar dengan efek-efek asap yang mengepul-ngepul sok mendramatisir padahal
buayanya nggak mau gerak. Semacam akting mati.
Suka lihat Madagaskar? Si raja yang menyebalkan juga ada! Dia
nyata! Sayang nggak ngomong dia-nya.
BSZ ini semcam versi hidupnya Museum satwa. Jadi, sebagian
hewan yang diawetkan di MS ada berwujud hidup di BSZ. Termasuk aneka ikan-ikan
yang cantik dan bikin pengen go diving. Hrrrr...
Kejadian mengejutkan, pas kami bertiga lewat di kandang
jaguar. Kami agak mendekat ke hewan hitam yang nyeremin itu saat tiba-tiba dia
mengaum-ngaum kenceng banget. Otomatis secara refleks kami bertiga berlari. Eh,
malah diketawain beberapa orang yang ada disitu. Analisis sotoyku, si jaguar
stres karena dipisahkan dari pasangannya yang duduk manis di kandang sebelah.
Ada juga loh bapa-bapak nekat yang nyentuh2 harimau meski terpisah teralis tapi
kan tetep aja itu bahaya.
Rute selanjutnya adalah Savannah. Kami berjalan di lorong
kaca dan hewan-hewannya berkeliaran di kandang besar yang di setting mirip
savannah. Ada zebra, dkk.
Di tengah-tengah lorong savannah ada beberapa komputer touch
screen yang berisi kuis-kuis mengenai hewan. (info gak penting)
Jangan khawatir bosan karena hanya melihat hewan, hewan dan
hewan melulu.
Ada juga kok wahana-wahana permainan, namanya: Fantasay
Land, It’s Free.
Permainannya standard sih. Menurutku lebih seru jatim park 1
bahkan wisata bahari lamongan.
Ini lebih banyak mainan anak-anak.
Ada “Tsunami”, semacam Halilintar kalo di Jatim Park 1 tapi
ini Cuma diangkat diturunin gitu doang. Standard. Ada juga wahana semacam mouse
coaster di WBL namun lintasannya jauh lebih pendek, menurutku. Ada juga mainan
semacam mangkuk-mangkuk yang diputer lama sampe bikin kami bertiga gak bisa
berhenti ketawa saking konyolnya!
Aslinya ada rumah hantu, sayangnya dua teman saya ogah
mencoba. Malah masuk wahana “Jelajah Benua” yang isinya boneka-boneka gak jelas
dengan pakaian adat dari berbagai benua. Semacam wahana si Bolang di Trans
Studio & Istana Boneka kalo di Dufan.
Konyolnya, Nyanya takut sama
boneka-boneka yang menurutnya serem itu.
Gini serem, nyong? |
Matahari mulai menghilang.
Ada suara pengumuman dari petugas bahwa 15 menit lagi Jatim
Park 2 akan ditutup. Siaal. Aku belum naik bianglala..
Yasudah.. Capek, akhirnya kami duduk-duduk di luar.
Aslinya ada hotel di situ, bentuknya kayak pohon. Lucu.
Entah harganya.
Kami pun jalan kaki ke jalan raya dan mencari bapak-bapak
ojek. Karena sudah malam, jadi tidak ada angkot. Satu-satunya cara menuju ke
tujuan selanjutnya hanyalah Ojek. Setelah tawar menawar, tercapai harga RP
5.000 per orang/ motor. Nyanya dan Meitta sudah berangkat. Eh, bapak ojekku
lewat jalan yang berbeda. Setelah tak perhatikan, bapak ojek dua orang temanku
yang salah. Mereka menerobos jalan searah.
Pake acara macet pula, padahal Batu Night Spectacular
aslinya deket. Mereka berdua menunggu agak lama. Aku datang cengar-cengir.
Tenang aja, temaan. Gak ada untungnya juga kalo si bapak ojek nyulik aku.
Tiket masuk BNS Rp 15.000, relatif lebih murah karena di
dalamnya setiap wahana harus bayar lagi.
Sama aja.
Meitta & Nyanya |
Crowded! |
Tanggal 10 maret aslinya aku dari sana sama masku dan
beberapa kerabat, eh belum genap sebulan, tanggal 7 april ke sana lagi.
Di dalam BNS rame parah. Kalo istilanya Nyanya: “koyok
dawet”.
Ada banyak wahana, tapi kami hanya memasukinya sebagian.
Ada
sepeda gila, semacam sepeda yang diputar 360 derajat.
Bombom car.
Ice skating
without ice. Konyol sangat, jadi icenya pake lilin. Bayarnya 25.000, jelas aja
kita ogah.
Ada juga kursi terbang.
Sepeda udara yang muter-muter di lintasan di atas BNS.
Ada juga semacam
kora-kora. Perahu besar yang digoyang-goyang.
Ada Rumah hantu.
Berburu hantu.
Karena Nyanya takut, akhirnya cuma aku dan Meitta yang ke wahana berburu hantu. Jadi, kita naik kereta, terus muter-muter nyari hantu. Hrrrrrrrr... Hantunya konyol. Aslinya aku phobia hantu tapi entah kenapa, di situ hawanya kurang serem. Aku bahkan merekam perjalanan berburu hantu pake kameranya si Nyanya biar dia tahu keadaan di dalam. *misi mulia*
Ada sinema 4D.
Heran dengan istilah sinema 4D? Biasanya kan 3D yang nambah kacamata itu, lha yang bikin nambah 1D adalah kursinya yang ikut digoyang-goyang. Seru sih.
Meitta and Me B-) |
Ada juga Rumah kaca dan lampion garden. Kalo lampion garden, isinya ya lampion banyak banget dengan berbagai bentuk. Banyak orang foto-foto. Dan karena kami bertiga tiap foto pake tripod biar kena semua jadi tidak jarang pas timernya udah mau njepret eh tiba-tiba ada orang lewat. Krik krik krik..
Rekaman di otakku lancar banget muternya, padahal baru tiga
kali ke sana. Pertama kali sama sahabat-sahabat SMA, Desy dan Aila bulan juli 2009. Hampir tiga
tahun yang lalu.
Kalo kelaparan di BNS tak usah khawatir. Ada foodcourt
gedhe, bahkan di waktu-waktu tertentu juga ada hiburan. Pas kemarin ada modern
dance gitu. Beli makan di foodcourt ini nggak pake uang cash tapi pake kartu.
Kartu isi ulang yang beli di kasir.
Sudah jam 10 malam, Meitta telfon papanya minta dijemput.
Sampai di rumahnya Meitta, aku dan Nyanya kebagian kamar
atas. Meitta di kamar bawah, bersebelahan dengan kamar orang tuanya.
Kota Batu ya, wajar banget, airnya dingiiin.
Eh ternyata air PDAM nya mati, sisa air hanya cukup buat
wudhu. Jadi, pas besok paginya kami jalan-jalan ke Songgoriti dan sampai siangnya
balik ke Gresik pun nggak ada yang mandi. Huehehehehe :D
Makasih ya Meitta dan mama papanya yang sudah ngajakin aku
dan Nyanya jalan-jalan ^^
Akan selalu mengingat jalan-jalan, tawa dan keceriaan hari
itu :)
Kalian berdua yang sekarang sudah mulai meniti karir dan aku
yang masih kelimpungan sana-sini mencari pintu rejeki:
Jalan kita memang berbeda,
Tapi kita pernah menapakinya bersama.
Semoga nanti, hari depan bahagia menanti kita semua.
Amin Ya
Rab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar