Senin, 17 Desember 2012

Hilang...


Postingan kali ini akan berkisah tentang kehilangan...



Jadi ceritanya hari sabtu kemarin, saya dan salah satu teman saya, si Fafa pergi jalan.

Fafa ini tetangga kamar pas kost dulu, dan dia adalah partner ‘Talking to the Moon’ terbaik. 
Apa itu aktivitas ‘Talking to the Moon’?
Maaf, kali ini saya tidak sedang akan membahas tentang itu.

Nah, kan sabtu itu kami ke ITC Pasar Atom (mbak ipar saya yang lagi hamil muda, ngidam drama korea Full House sama Coffee Prince, jadi saya cariin DVD bajakannya ke sana, selain saya lagi nyari beberapa hal lainnya sih).  Terus kami ke Tunjungan Plaza, saya mau nyari sepatu olah raga.

Sudah sekitar jam 4 sore setelah kami muter-muter dan akhirnya saya beli satu pasang sepatu.

Belum sholat Ashar.

Lalu kami naik ke lantai 7 menuju mushola yang ternyata mushola-nya sedang direnovasi jadi tempat sholatnya dipindah ke lokasi yang sedikit agak jauh dari tempat wudhu.

Nah, karena saya pake flat shoes yang nggak enak kalo basah kena air, jadi saya jalan dulu ke tempat sholat, masukin tas dan belanjaan ke locker dan ganti make bakiak. Sialnya, bakiak yang kanan tengahnya agak nggak rata, jadi kaki saya kayak main jungkat jungkit gitu --“


Gambar Bakiak yang diambil di sini


Karena bakiak terbuat dari kayu, jadi pas dipake jalan keluar bunyi klothak-klothak ceplak-ceplak gitu :D
Sesampainya di tempat wudhu wanita.. cuma ada beberapa orang. 
Fafa selesai duluan keluar. Orang lain-lain juga pada keluar. Tinggal saya sendirian.

Setelah memakai jilbab dan mengenakan kacamata, saya keluar.

Dan...

JENG !! JENG!!

Bakiak saya hilang!!

Di luar tempat wudhu hanya ada lantai kosong.
Saya melongo agak lama.

Bengong.

Nengok ke depan tempat wudhu laki-laki, ada beberapa bakiak nganggur.

Aslinya saya bisa aja mengambilnya satu, toh mereka di dalam.. tapi kan bakiak-bakiak itu pasti ada pemakainya.


Berdiri agak lama.
Berharap ada mbak-mbak atau ibu-ibu yang wudhu, nanti bakiaknya tak pinjem terus saya ke tempat sholat ngambil bakiak lain terus kembali ke tempat wudhu mengembalikan bakiak yang tak pinjam. Baiklah itu rencana satu.

Sial. Lama nggak ada yang muncul.

Grepe-grepe saku celana jeans, berharap handphone saya ada di situ. Oke, hp di tas di dalam locker.
Pasrah..
Semoga Fafa sadar, saya belum nongol di tempat sholat.
Cuma berdiri, nungguin Fafa.


Lantas ada seorang ibu-ibu berjilbab dan ber-wedges yang nenteng-nenteng bakiak, anehnya beliau malah lurus aja. Entah kemana lalu kembali dan bakiak di tangannya tadi sudah lenyap.

Eh.. tiba-tiba pertolongan Allah datang *hehehehe :))

Ada mas-mas atau adik? Entahlah, ada laki-laki yang berkemeja kotak-kotak biru yang nampaknya lebih muda dari saya (karena badannya lebih pendek dari saya), tiba-tiba ke hadapan saya dan melemparkan sepasang sandal jepit ke hadapan saya sembari bilang: “Pake aja, mbak..”
Tak lupa saya ucapkan: “Waaah... terima kasih, mas”.

Lalu saya buru-buru jalan ke tempat sholat. Saya cari-cari si Fafa. Dan dia sudah selesai sholat saat kemudian saya ngomong ke dia dengan suara yang sengaja saya bikin agak keras (biar yang ngambil bakiak saya tadi denger).
Saya: “Fa, kamu tau kenapa aku wudhunya lama? Masak tadi ada yang ngambil sandalku, coba!” (dengan nada agak emosi dan kesal)
Fafa: “Udah, kamu sholat dulu, nanti tak ceritain.” (dengan muka lempeng)

Saya: “Cerita apa?”

Fafa: “Nanti aja. Nggak enak kalo sekarang.” (sambil menyerahkan mukena)

...

Setelah sholat, saya berdoa semoga yang ngasih saya sandal mendapat balasan dari-Nya. Lalu mendatangi Fafa yang duduk di kursi kayu depan tempat sholat. Menanyakan perihal hilangnya bakiak tadi.

Ternyata kata Fafa ada seorang ibu-ibu yang mengambilnya. Padahal sudah ditegur Fafa, bilang kalo mau wudhu, ambil sandanya di tempat sholat soalnya yang di tempat wudhu ini sudah pasti ada yang bawa. Lalu Fafa pergi. Jadi dia juga tidak tau pasti apa beliau jadi mengambil bakiak yang saya bawa atau justru orang lain yang mengambilnya. 
Allahu a’lam.

...

Pas saya nulis ini saya baru sadar, itu sandal jepit siapa? Kan di tempat sholat cuma ada bakiak-bakiak?

....

Intinya adalah..

Kenapa sih harus mengambil barang yang bukan hak anda?
Terlebih ini untuk urusan ibadah.

Sepele memang. Cuma masalah berdiri nunggu lama gara-gara ada yang ngambil sandal wudhu anda.

Tapi, saya percaya, attitude mulia besar dimulai dari sikap bijak yang sederhana.

Siapa pun anda yang baca ini, jangan biasa mengambil yang bukan milik anda, ya?
Kalo bakiak aja diambil, bisa-bisa pacar orang dideketin. *nyambunginnya loo? Haha

Sekian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

...aku

Foto saya
Gresik, Jawa Timur, Indonesia
ex-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga